Tuesday, May 27, 2008

Al-Hikmah Rintis Bangun Ponpes Pariwisata

Yogyakarta (ANTARA News) - Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hikmah Dusun Sumberejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat ini merintis pembangunan ponpes berbasis pariwisata di Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Pimpinan Ponpes `Al-Hikmah` Karangmojo, Gunungkidul, KH Harun Al Rasyid di Yogyakarta,Jumat mengatakan pihaknya bekerjama dengan Pemerintah Provinsi Bangka-Belitung (babel) merencanakan membangun ponpes khusus berbasis pariwisata di daerah itu.

"Bapak gubenur sangat responsif dan mendukung dengan rencana kami untuk mendirikan ponpes berbasis pariwisata di wilayah Sungai Daeng Muntok Bangka Barat," katanya.

Ia mengatakan, pembangunan ponpes berbasis pariwisata tersebut bertujuan membantu pengembangan pariwisata di daerah itu, apalagi dalam waktu dekat potensi daerah tersebut berupa penambangan timah akan segera habis.

Selain mengembangkan pariwisata, upaya mendirikan ponpes tersebut juga untuk mengantisipasi ekses pariwisata, sehingga nantinya kegiatan wisata di daerah itu diarahkan lebih agamis.

"Jika rintisan ini terwujud maka ponpes berbasis pariwisata tersebut merupakan yang pertama di Indonesia," kata Harus Al Rasyid.

Menyinggung mengenai ponpes Al-Hikmah yang dipimpinnya, ia mengatakan saat ini memiliki 650 santri/santriwati yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Mereka selain mendalami ilmu agama di pondok, juga menimba ilmu di sekolah formal mulai dari SD,SMP,SMA/MA dan SMK milik ponpes Ala-Hikmah.

Para santri/santriwati tersebut yang mendalami ilmu di ponpes ini tidak ditarik biaya atau gratis. Mereka mendiami bangunan ponpes di atas tanah seluas 1,3 hektar.

"Sejumlah santri/santriwati tersebut dikirim orangtua mereka yang rata-rata dari golongan berpenghasilan menengah dan rendah. Karena prinsip kami adalah pemerataan pendidikan dengan biaya gratis, maka untuk sementara kami tidak menerima santri yang orangtuanya termasuk berpenghasilan tinggi,"katanya.

Ia mengatakan, di bidang pendidikan formal, sekolah yang didirikan ponpes ini memiliki prestasi yang dinilai cukup baik karena hasil kelulusan siswa dalam Ujian Nasional (unas) selalu seratus persen.

Pada tahun 2004/2005 berhasil menempati urutan kedua dengan nilai tertinggi Unas untuk SMA/MA kelompok IPS se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sedangkan tahun 2006/2007 memperoleh predikat Madrasah Aliyah (MA) negeri dan swasta terbaik se DIY.(*)



Copyright © 2008 ANTARA

BEASISWA

BEASISWA KORPORAT
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2008-2009



Syarat Calon Penerima Beasiswa Korporat
Tamatan SMU / Aliyah atau sederajat, tahun kelulusan 2008 atau 2007.
Mempunyai nilai rata-rata raport kelas I, II dan III minimal 7.0 untuk jurusan :
IPA : Mata Pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Bahasa Inggris.
IPS : Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.



Syarat Pengajuan Calon Penerima Beasiswa Korporat
Mengisi form isian Beasiswa Korporat. (Dapat di download di sini)
Melampirkan foto copy ijazah yang telah dilegalisir Kepala Sekolah.
Melampirkan foto copy rapor kelas I, II dan III yang telah dilegalisir oleh Kepala Sekolah.
Melampirkan foto copy nilai UN (Ujian Nasional) yang te.lah dilegalisir oleh Kepala Sekolah (dapat menyusul).
Melampirkan pas foto terbaru (berwarna) ukuran 3x4 dan 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar.
Membuat Essay pribadi (Alasan memilih Program Studi di UAI dan tujuan setelah selesai kuliah) maksimal 2 (dua) halaman.



Program Studi yang Mendapatkan Beasiswa Korporat

Fakultas Teknik :
Teknik Industri (Konsentrasi: Manajemen Industri, Sistem Manufaktur)
Teknik Elektro (Konsentrasi: Telekomunikasi, Komputer dan Kendali)

Fakultas MIPA :
Bioteknologi (Konsentrasi: Industri, Kesehatan dan Pertanian)

Fakultas Sastra :
Sastra Arab

Fakultas Agama Islam :
Pendidikan Anak Usia Dini


Untuk Fakultas lainnya tersedia Beasiswa lewat Program PMDK, silahkan klik di sini.



Bentuk Beasiswa

Mahasiswa Penerima Beasiswa Korporat dibebaskan penuh dari :
Jenis Biaya Teknik Industri & Teknik Elektro
Bioteknologi
Sastra Arab
PAUD

Biaya Pengembangan Pendidikan (BPP)*
Rp.10.000.000
Rp.9.000.000
Rp.6.000.000
Rp.6.000.000

Biaya Operasional Pendidikan (BOP)**
Rp.16.000.000
Rp.16.000.000
Rp.16.000.000
Rp.16.000.000

Biaya Kuliah / SKS***
Rp.18.000.000
Rp.18.000.000
Rp.14.400.000
Rp.14.400.000

Jumlah beasiswa
Rp.44.000.000
Rp.43.000.000
Rp.36.400.000
Rp.36.400.000


Keterangan :
* BPP dibayar 1 kali
** BOP dibayar setiap semester @ Rp. 2000.000,00/ Semester (Maks. 8 Semester)
*** SKS dibayar setiap semester (Minimal 18 SKS per Semester),
Teknik dan MIPA @ Rp. 125.000,00/sks
Sastra Arab dan PAUD @ Rp. 100.000,00/sks.



Biaya yang Dikeluarkan Penerima Beasiswa
Mahasiswa Penerima Beasiswa Korporat berkewajiban membayar :

1. Registrasi & kegiatan kemahasiswaan Rp. 300,000,- (dibayar/semester)
2. Jaket mahasiswa Rp. 200,000,- (dibayar 1 kali)
3. Biaya Buku Perpustakaan Rp. 150,000,- (dibayar 1 kali)
4. Pembuatan KTM & ATM BSM Rp. 300,000,- (dibayar 1 kali)



Lamanya Pemberian Beasiswa Korporat
Beasiswa ini berlaku untuk 8 (delapan) semester
Mahasiswa Penerima Beasiswa Korporat berkewajiban mempertahankan IPS (Indek PRestasi Semester) >= 3,0 pada setiap semesternya



Jadwal Pendaftaran, Penyeleksian, Pengumuman dan Daftar Ulang


Tahap I - Pengiriman Lamaran 5 Mei s.d 11 Juli 2008
- Seleksi & Administrasi 14 Juli s.d 15 Juli 2008
- TPA & Interview* 19 Juli 2008
- Pengumuman 24 Juli 2008
- Daftar Ulang 25 Juli s.d 8 Agustus 2008


Tahap II - Pengiriman Lamaran 14 Juli 2008 s.d. 8 Agustus 2008
- Seleksi & Administrasi 11 s.d 12 Juli 2008
- TPA & Interview* 16 Agustus 2008
- Pengumuman 21 Agustus 2008
- Daftar Ulang 22 s.d 29 Agustus 2008

* Khusus calon mahasiswa wilayah Jabodetabek




Kontak Person & Alamat
Kontak Person : Muhammad Nussyirwan, ST (0812 845 488 4)
Sofian Hamid, ST, M.Sc. (0813 819 377 22)
M. Ghozali Moenawar, Lc (0815 141 767 53)
Ahmad Chirzun, ST, MT. (0815 195 651 65)

Alamat Surat : Tim Beasiswa Korporat
Universitas Al Azhar Indonesia
Komplek Masjid Agung Al Azhar
Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru
JAKARTA SELATAN 12110

No. Telepon : (021) 726 7272 , (021) 726 3344
No. Fax : (021) 724 4767
diambil dari Website : http://www.uai.ac.id

Urgensi dan Strategi Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Dalam Al-Qur'an dijumpai lafadz "amar ma'ruf nahi munkar" pada beberapa tempat. Sebagai contoh dalam QS. Ali Imran: 104: "Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung". Hasbi Ash Siddieqy menafsirkan ayat ini: "Hendaklah ada di antara kamu suatu golongan yang menyelesaikan urusan dawah, menyuruh ma'ruf (segala yang dipandang baik oleh syara` dan akal) dan mencegah yang munkar (segala yang dipandang tidak baik oleh syara` dan akal) mereka itulah orang yang beruntung."

Dalam ayat lain disebutkan "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi umat manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah" (QS. Ali Imran: 110). Lafadz amar ma'ruf dan nahi munkar tersebut juga bisa ditemukan dalam QS. At Taubah: 71, Al Hajj: 41, Al-A'raf: 165, Al Maidah: 78-79 serta masih banyak lagi dalam surat yang lain.

Bila dicermati, ayat-ayat di atas menyiratkan bahwa amar ma'ruf nahi munkar merupakan perkara yang benar-benar urgen dan harus diimplementasikan dalam realitas kehidupan masyarakat. Secara global ayat-ayat tersebut menganjurkan terbentuknya suatu kelompok atau segolongan umat yang intens mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kejelekan. Kelompok tersebut bisa berupa sebuah organisasi, badan hukum, partai ataupun hanya sekedar kumpulan individu-individu yang sevisi. Anjuran tersebut juga dikuatkan dengan hadits Rasulullah: "Jika kamu melihat umatku takut berkata kepada orang dzhalim, 'Hai dzhalim!', maka ucapkan selamat tinggal untuknya."

Dari ayat-ayat di muka dapat ditangkap bahwa amar ma'ruf dan nahi munkar merupakan salah satu parameter yang digunakan oleh Allah dalam menilai kualitas suatu umat. Ketika mengangkat kualitas derajat suatu kaum ke dalam tingkatan yang tertinggi Allah berfirman: "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia." Kemudian Allah menjelaskan alasan kebaikan itu pada kelanjutan ayat: "Menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar." (QS. Ali Imran: 110). Demikian juga dalam mengklasifikasikan suatu umat ke dalam derajat yang serendah-rendahnya, Allah menggunakan eksistensi amar ma'ruf nahi munkar sebagai parameter utama. Allah Swt. berfirman: "Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Isra'il melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat." (QS. Al Maidah 78-79). Dari sinipun sebenarnya sudah bisa dipahami sejauh mana tingkat urgensitas amar ma'ruf nahi munkar.

Bila kandungan ayat-ayat amar ma'ruf nahi munkar dicermati, -terutama ayat 104 dari QS. Ali Imran- dapat diketahui bahwa lafadz amar ma'ruf dan nahi munkar lebih didahulukan dari lafadz iman, padahal iman adalah sumber dari segala rupa taat. Hal ini dikarenakan amar ma'ruf nahi munkar adalah bentengnya iman, dan hanya dengannya iman akan terpelihara. Di samping itu, keimanan adalah perbuatan individual yang akibat langsungnya hanya kembali kepada diri si pelaku, sedangkan amar ma'ruf nahi munkar adalah perbuatan yang berdimensi sosial yang dampaknya akan mengenai seluruh masyarakat dan juga merupakan hak bagi seluruh masyarakat.

Hamka berpendapat bahwa pokok dari amar ma'ruf adalah mentauhidkan Allah, Tuhan semesta alam. Sedangkan pokok dari nahi munkar adalah mencegah syirik kepada Allah. Implementasi amar ma'ruf nahi munkar ini pada dasarnya sejalan dengan pendapat khalayak yang dalam bahasa umumnya disebut dengan public opinion, sebab al ma'ruf adalah apa-apa yang disukai dan diingini oleh khalayak, sedang al munkar adalah segala apa yang tidak diingini oleh khalayak. Namun kelalaian dalam ber-amar ma'ruf telah memberikan kesempatan bagi timbulnya opini yang salah, sehingga yang ma'ruf terlihat sebagai kemunkaran dan yang munkar tampak sebagai hal yang ma'ruf.

Konsisnten dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar adalah sangat penting dan merupakan suatu keharusan, sebab jika ditinggalkan oleh semua individu dalam sebuah masyarakat akan berakibat fatal yang ujung-ujungnya berakhir dengan hancurnya sistem dan tatanan masyarakat itu sendiri. Harus disadari bahwa masyarakat itu layaknya sebuah bangunan. Jika ada gangguan yang muncul di salah satu bagian, amar ma'ruf nahi munkar harus senantiasa diterapkan sebagai tindakan preventif melawan kerusakan. Mengenai hal ini Rasulullah Saw. memberikan tamsil: "Permisalan orang-orang yang mematuhi larangan Allah dan yang melanggar, ibarat suatu kaum yang berundi di dalam kapal. Di antara mereka ada yang di bawah. Orang-orang yang ada di bawah jika hendak mengambil air harus melawati orang-orang yang ada di atas meraka. Akhirnya mereka berkata 'Jika kita melubangi kapal bagian kita, niscaya kita tidak akan mengganggu orang yang di atas kita'. Jika orang yang di atas membiarkan mereka melubangi kapal, niscaya semua akan binasa. Tetapi jika orang yang di atas mencegah, maka mereka dan semuannya akan selamat."

Suatu kaum yang senantiasa berpegang teguh pada prinsip ber-amar ma'ruf nahi munkar akan mendapatkan balasan dan pahala dari Allah Swt. yang antara lain berupa:

1). Ditinggikan derajatnya ke tingkatan yang setinggi-tingginya (QS. Ali Imran: 110).
2). Terhindar dari kebinasaan sebagaimana dibinasakannya Fir'aun beserta orang-orang yang berdiam diri ketika melihat kedzalimannya.
3). Mendapatkan pahala berlipat dari Allah sebagaimana sabda Nabi Saw.: "Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun".
4). Terhindar dari laknat Allah sebagai mana yang terjadi pada Bani Isra'il karena keengganan mereka dalam mencegah kemunkaran. (QS. Al-Maidah: 78-79).
Secara prinsipil seorang Muslim dituntut untuk tegas dalam menyampaikan kebenaran dan melarang dari kemunkaran. Rasul Saw. bersabda: "Barang siapa di antara kamu menjumpai kemunkaran maka hendaklah ia rubah dengan tangan (kekuasaan)nya, apabila tidak mampu hendaklah dengan lisannya, dan jika masih belum mampu hendaklah ia menolak dengan hatinya. Dan (dengan hatinya) itu adalah selemah-lemahnya iman". Hadits ini memberikan dorongan kepada orang Muslim untuk ber-amar ma'ruf dengan kekuasaan dalam arti kedudukan dan kemampuan fisik dan kemampuan finansial. Amar ma'ruf dan khususnya nahi munkar minimal diamalkan dengan lisan melalui nasihat yang baik, ceramah-ceramah, ataupun khutbah-khutbah, sebab semua. Muslim tentunya tidak ingin bila hanya termasuk di dalam golongan yang lemah imannya.

Da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan metode yang tepat akan menghantarkan dan menyajikan ajaran Islam secara sempurna. Metode yang di terapkan dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar tersebut sebenarnya akan terus berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat yang dihadapi para da'i. Amar ma'ruf dan nahi munkar tidak bertujuan memperkosa fitrah seseorang untuk tunduk dan senantiasa mengikuti tanpa mengetahui hujjah yang dipakai, tetapi untuk memberikan koreksi dan membangkitkan kesadaran dalam diri seseorang akan kesalahan dan kekurangan yang dimiliki.

Ketegasan dalam menyampaikan amar ma'ruf dan nahi munkar bukan berarti menghalalkan cara-cara yang radikal. Implementasinya harus dengan strategi yang halus dan menggunakan metode tadarruj (bertahap) agar tidak menimbulkan permusuhan dan keresahan di masyarakat. Penentuan strategi dan metode amar ma'ruf nahi munkar harus mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat yang dihadapi. Jangan sampai hanya karena kesalahan kecil dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar justru mengakibatkan kerusakan dalam satu umat dengan social cost yang tinggi.

Dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar hendaknya memperhatikan beberapa poin yang insya Allah bisa diterapkan dalam berbagai bentuk masyarakat:

1). Hendaknya amar ma'ruf nahi munkar dilakukan dengan cara yang ihsan agar tidak berubah menjadi penelanjangan aib dan menyinggung perasaan orang lain. Ingatlah ketika Allah berfirman kepada Musa dan Harun agar berbicara dengan lembut kepada Fir'aun (QS. Thaha: 44).
2). Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan berbenah diri, sebab cara amar ma'ruf yang baik adalah yang diiringi dengan keteladanan.
3). Menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar disandarkan kepada keihklasan karena mengharap ridla Allah, bukan mencari popularitas dan dukungan politik.
4). Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan menurut Al-Qur'an dan Al-Sunnah, serta diimplementasikan di dalam masyarakat secara berkesinambungan.
5). Dalam menyampaikan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, para da'i dituntut memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, baik kepada Allah maupun masyarakat dan negara.
Bertanggung jawab kepada Allah dalam arti bahwa da'wah yang ia lakukan harus benar-benar ikhlas dan sejalan dengan apa yang telah digariskan oleh Al Qur'an dan Sunnah. Bertanggung jawab kepada masyarakat atau umat menganduang arti bahwa da'wah Islamiyah memberikan kontribusi positif bagi kehidupan sosial umat yang bersangkutan. Bertanggung jawab kepada negara mengandung arti bahwa pengemban risalah senantiasa memperhatikan kaidah hukum yang berlaku di negara dimana ia berda'wah. Jika da'wah dilakukan tanpa mengindahkan hukum positif yang berlaku dalam sebuah negara, maka kelancaran da'wah itu sendiri akan terhambat dan bisa kehilangan simpati dari masyarakat.

Hanung Hisbullah Hamda

Jamaah Masjid Al Azhar FH UII

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=167022424766684&id=100043767822547