Sunday, July 13, 2008

Posisi Strategis Indonesia dalam Geopolitik Internasional
Oleh: Hanung Hisbullah Hamda

Samuel P. Huntington, seorang pakar politik tersohor Amerika Serikat, pada tahun 1996 sempat menerbitkan sebuah buku berjudul The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order. Di Indonesia, buku ini sempat membuat heboh kalangan Islam radikal gara-gara prediksi Huntington yang menyatakan bahwa Islam, baik sebagai kekuatan politik di negara-negara kawasan Timur Tengah dan Asia maupun sebagai persekutuan sesama negara-negara Islam, cepat atau lambat akan berpotensi besar menjadi ancaman bagi AS.
Menurut Hendrajit, Direktur Eksekutif Indonesia Future Institute (IFI), pesan tak tertulis dari Huntington sebenarnya cukup jelas; ada semacam kecemasan di alam bawah sadar para penentu kebijakan politik luar negeri dan militer AS atas kemungkinan kebangkitan ekonomi dan militer dari negara-negara “ras kuning” yang berorientasi confusionisme seperti RRC, Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Korea Utara. Pada perkembangannya kemudian akan menjalin persekutuan alamiah dengan negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah dan Asia. Inilah yang sebenarnya hendak diperingatkan oleh Huntington kepada kalangan penentu kebijakan di Washington lewat bukunya yang termasyhur itu. Hal ini terlihat dengan jelas melalui skenario yang digambarkan oleh Huntington mengenai apa yang akan terjadi pada tahun 2010.
Hendrajit menambahkan bahwa dalam bayangan Huntington, pada tahun 2010 akan terjadi suatu polarisasi baru di dalam konstelasi politik internasional yang menghadapkan antara AS dengan RRC sebagai dua sentral kutub kekuatan yang saling bermusuhan dan bersaing memperebutkan pengaruh dan dominasi. Huntington meramalkan bahwa polarisasi tersebut dipicu oleh RRC yang secara tiba-tiba melakukan serbuan militer kepada Vietnam, salah satu negara di kawasan Asia Tenggara berhaluan komunis yang dulunya lebih pro-Uni Soviet dari pada RRC.
Menghadapi serbuan dan invasi militer RRC, Vietnam meminta bantuan AS. Sedangkan di sisi yang lain, menurut Huntington, inilah awal mula terjadinya persekutuan negara-negara ras kuning dan negara-negara Islam untuk bahu-membahu menghadapi AS dan Vietnam. Tentunya AS tidak sendirian, karena kemudian dapat dukungan penuh dari negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur, termasuk Australia dan Rusia. Sedangkan RRC, yang mendapat dukungan dari negara-negara ras kuning seperti Taiwan dan Korea serta beberapa negara-negara Asia Timur, menurut prediksi Huntington, anehnya justru mendapat dukungan juga dari negara-negara Islam yang dimotori Saudi Arabia, Pakistan dan Iran
Meskipun tesis Hutington tidak sepenuhnya benar, namun menariknya, dia memprediksikan Indonesia bakal memiliki posisi strategis dan memiliki “kartu As” yang cukup menguntungkan untuk bermain di antara kubu AS dan kubu RRC. Alasan Huntington, karena Indonesia adalah negara Islam terbesar di Asia Tenggara, tapi mayoritas Islam di Indonesia berhaluan moderat serta memiliki hubungan yang erat, baik dengan RRC atau Jepang.
Berkaitan dengan posisi strategis Indonesia menurut tesis Hutington tersebut, pertanyaan yang akan dicoba dijawab dalam tulisan ini adalah; (1). Bagaimanakah peranan Indonesia dalam menanggulangi konflik politik internasional dewasa ini, terutama dalam konteks perang terhadap terorisme global dan isu nuklir Iran? (2). Dan langkah-langkah apa yang harus diambil Indonesia agar tidak justru terjebak dalam konflik geopolitik internasional?

Posisi Indonesia dan Terorisme Global
Konstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi di antara benua Asia dan Australia serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, menempatkan Indonesia menjadi daerah kepentingan bagi negara-negara dari berbagai kawasan. Posisi strategis ini menyebabkan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan ditingkat regional dan global menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kondisi Indonesia.
Eksistensi kepentingan negara-negara besar di kawasan nusantara juga mendorong terjalinnya hubungan timbal balik yang erat antara permasalahan dalam negeri dan luar negeri yang memiliki kepentingan bersama. Informasi kejadian di dalam negeri dengan cepat menyebar kesegala penjuru dunia, selanjutnya negara-negara lain akan memberikan responnya sesuai kepentingannya masing-masing. Sebaliknya, informasi kejadian di negara lain, khususnya negara-negara besar dan negara -negara di kawasan ini, dengan cepat mencapai seluruh wilayah, dan mempengaruhi kondisi nasional
Demikian pula halnya dengan isu keamanan, ancaman yang berasal dari luar dan ancaman yang timbul di dalam negeri selalu memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi, sehingga sulit untuk dapat dipisahkan. Kemungkinan ancaman dan gangguan terhadap kepentingan Indonesia, khususnya di bidang pertahanan, di masa mendatang menurut sumber dari Departemen Pertahanan RI ada dalam bentuk terorisme internasional yang memiliki jaringan lintas negara dan timbul di dalam negeri serta kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang, senjata, amunisi dan bahan peledak, penyelundupan manusia, narkoba, pencucian uang dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisasi lainnya. Di antara kedua ancaman tersebut yang telah terbukti serius mengancam dan mengganggu stabilitas keamanan dan politik Indonesia adalah masalah terorisme internasional. Bom Bali I dan bom Bali II bisa menggambarkan sejauh mana terorisme telah mampu meluluh lantakkan tatanan keamanan, ekonomi, dan tatanan politik Indonesia.
Meskipun dalam berbagai aksi teror yang terjadi di berbagai belahan penjuru dunia oleh Barat nyaris selalu dikaitkan dengan umat muslim, namun dengan merebaknya teror bom di Indonesia menempatkan negara ini di mata Barat sebagai negara korban. Uniknya, Indonesia sebagai korban teror yang mayoritas penduduknya muslim dianggap sebagai mitra Barat dalam memerangi terorisme global. Namun di sisi yang lain, Indonesia juga memiliki kedekatan emosional dengan negara-negara muslim radikal semacam Irak, Iran, dan Afghanistan yang selama ini dicap Barat sebagai sponsor utama terorisme. Kondisi yang unik tersebut menjadikan Indonesia berada dalam posisi yang cukup strategis dan diharapkan mampu menjadi penengah antara pihak Barat dan pihak negara-negara muslim yang dianggap sebagai sponsor terorisme global.
Posisi strategis ini diperkuat dengan fakta bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia diidentikkan dengan islam moderat, sehingga oleh Barat dianggap sebagai Islam yang “bersahabat” dan mau diajak bekerja sama. Kemudian di pihak negara-negara muslim –khususnya Timur Tengah- diakui pula bahwa Indonesia sebagai negara muslim memiliki peranan dan kedudukan strategis dalam beberapa organisasi multilateral. Keterlibatan Indonesia dalam OKI, ASEAN, APEC, dan Konferensi Asia Afrika secara tidak langsung juga mempertinggi posisi tawar Indonesia baik di mata Barat maupun negara-negara Islam di Timur Tengah.
Sayangnya posisi strategis tersebut oleh Indonesia belum dimaksimalkan dengan lebih berperan dalam menciptakan perdamaian dan keamanan global. Dalam menghadapi terorisme global saja, meskipun berusaha bersikap bijak tetapi Indonesia cenderung mengekor kemauan Barat. Perspektif yang digunakan Indonesia untuk menentukan siapa teroris dan siapa bukan teroris adalah perspektif Barat, sehingga pada praktiknya banyak kebijakan berkaitan isu terorisme dari pemerintah Indonesia yang ditentang oleh warga negaranya sendiri yang beragama Islam dan tentunya juga oleh negara-negara yang dicap sebagai sponsor terorisme. Kondisi seperti ini tentunya tidak menguntungkan bagi Indonesia karena bukan keamanan dan kedamaian yang didapat tetapi kebijakan yang salah dalam menentukan siapa teroris dan siapa bukan teroris justru akan mematik amarah.

Isu Nuklir Iran dan Sikap Indonesia
Dalam mensikapi isu nuklir iran, oleh beberapa pengamat hubungan internasional, Indonesia dinilai lebih mampu memaksimalkan peran strategisnya sebagai negara netral serta lebih tegas dalam bersikap dibandingkan ketika mensikapi isu terorisme global. Mengenai peran strategis yang bisa dimainkan Indonesia , salah satu faktor penguatnya adalah antara Indonesia dan Iran memiliki spirit yang sama sebagai negara dengan mayoritas penduduk pemeluk Islam. Dengan posisi itu, termasuk dengan spirit politik luar negeri yang bebas-aktif, anggota Non-Blok dan juga OKI, pihak AS dan sekutunya bisa melihat posisi Indonesia yang cukup netral.
Adalah sebuah langkah yang patut diacungi jempol ketika Presiden Yudhoyono memanggil para duta besar negara yang menjadi representasi para pihak yang terkait dengan krisis nuklir Iran untuk menjelaskan sikap dan posisi Indonesia dalam menaggapi krisis nuklir tersebut. Mereka yang hadir antara lain Duta Besar Prancis untuk RI, Renauld Vignal, Dubes Jerman Joachim Droudre Grouger, Dubes Inggris Charles Humfrey dan Dubes Austria Bernard Zimburg, Dubes Rusia untuk RI, George Savuica, Dubes Amerika Serikat Lynd B.Pascoe, dan Dubes RRC untuk RI, Lan Lijun.
Dengan tegas Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, mendorong para pihak yang terkait masalah ini, untuk memaksimalkan upaya perundingan masalah nuklir Iran ini, khususnya kepada Iran dan tiga negara anggota Uni Eropa, yakni Inggris, Prancis dan Jerman. Wirajuda menegaskan bahwa Pemerintah RI tidak ingin negara-negara barat tergesa-gesa menyimpulkan bahwa proses perundingan tentang masalah ini sudah buntu kemudian menyerahkannya kepada dewan Keamanan PBB.
Masalahnya, AS dan Uni Eropa masih curiga Iran melanggar perjanjian larangan penyebarluasan nuklir atau Traktat Non-Proliferasi Nuklir, dengan memiliki program rahasia pengembangan senjata nuklir Sudah final bagi Barat untuk menolak mempercayai apa pun argumentasi Teheran.
Anggota DK PBB plus Jerman, dalam pertemuan di New York, gagal menyamakan sikap soal cara menangani krisis nuklir Iran meskipun AS terus mendesak disepakatinya resolusi berdasar Pasal 7 Piagam PBB, yang mengesahkan sanksi atau penggunaan kekuatan militer. Rusia dan China menolak karena khawatir resolusi seperti itu akan mengarah pada perang.
Karena konstelasi permasalahan sudah berkembang seperti itu, Indonesia harus taktis mencari posisi, agar persahabatan dengan kedua belah pihak yang bertikai tetap terjaga. Untuk berbagai kepentingan nasional, Indonesia memerlukan terpeliharanya hubungan yang baik dengan Iran dan AS serta sekutu-sekutunya. Karena itu, penting bagi Indonesia untuk menjelaskan kepada Barat tentang latar belakang sikap yang diambil dalam kasus program nuklir Iran.
Indonesia berharap tawaran Rusia tersebut diterima sebagai solusi damai dalam masalah pengayaan uranium oleh Iran. Dalam pertemuan antara Dubes Iran dan Presiden RI, kata Hassan, Presiden kembali mengharapkan agar ada penyelesaian secara damai tentang kasus nuklir di negeri para mullah tersebut. Presiden mengharapkan adanya kerjasama Iran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA/International Atomic Energy Agency) dan Iran mempertimbangkan dengan seksama tawaran Rusia untuk memproses pengayaan uranium di Rusia dan selanjutnya digunakan sebagai bahan baku energi nuklir di Iran. Presiden juga menginginkan adanya informasi terus-menerus mengenai perkembangan di Iran dari pihak-pihak terkait termasuk dari pemerintahan Iran.

Langkah Indonesia Ke Depan
Untuk mengantisipasi agar Indonesia ke depan tidak ikut terjebak dalam konflik geopolitik internasional, tentunya Indonesia dituntut untuk merencanakan dan mengevaluasi kembali posisinya dalam percaturan politik internasional dewasa ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan diri dari segala macam konflik geopolitik internasional yang mengarah kepada penghancuran Human Civilizations dan Nation Relationship melalui isu terror yang berkepanjangan.
Setidaknya ada 4 langkah yang perlu untuk segera ditempuh pemerintah guna mensiasati instabilitas politik dunia oleh global chaos yang semakin memperihatinkan. Pertama, perlu mengevaluasi kembali kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap suatu negara, melalui pembobotan skala perioritas, apakah suatu Negara dianggap cukup strategis dan menguntungkan bagi kepentingan Indonesia. Indonesia perlu mengurangi perwakilan Indonesia di luar negeri dan menurunkan derajat hubungan diplomatik setingkat Konsul Jenderal atau Konsul kehormatan, apabila negara yang bersangkutan dianggap kurang memberikan imbal balik yang positif.
Kedua, memperkokoh stabilitas keamanan dalam negeri dan stabilitas politik domestik, dengan mempersempit dan menghancurkan ruang gerak segala bentuk tindakan kriminal, anarkis dan pergerakan vandalism yang mengatasnamakan agama, lalu sebisa mungkin membuka berbagai ruang diskusi yang cerdas, demokratis dan terbuka agar masyarakat tidak mudah disesatkan oleh propaganda asing yang belum tentu benar.
Ketiga, memperkuat kerjasama Ekonomi dan Keamanan regional dengan Negara-negara ASEAN, agar tercipta zona stabilisasi dan kondusif ASEAN, untuk merangsang gairah investasi ke daerah ini. Percepatan pertumbuhan Ekonomi wilayah ASEAN akan turut menyumbang pertumbuhan Ekonomi domestik. Zona Aman ASEAN juga diintensifkan untuk menopang sekaligus mempercepat penyelesaian konflik local di Aceh, Ambon, Maluku dan Papua, guna menutup ruang gerak para pengacau yang selama ini masuk melalui pintu gerbang Negara-negara ASEAN.
Keempat, Indonesia harus lebih berperan aktif dan meningkatkan posisi tawarnya di berbagai forum kerja sama internasional seperti di forum PBB, KAA, OKI, APEC, dan organisasi multilateral lain yang diikuti Indonesia.. Kemudian dalam kerjasama multilateral dan politik internasional Indonesia jangan terpancing oleh berbagai intimidasi, intervensi, rayuan dan terlibat dalam konflik internasional yang justru akan menyulitkan posisi tawar Indonesia dikemudian hari. Dalam menanggapi isu-isu global yang sensitif -seperti isu terorisme, isu nuklir Iran, dan isu nuklir Korea Utara- Indonesia harus mulai membatasi dan memposisikan diri. Ketegasan diplomasi yang efektif diperlukan guna menempatkan Indonesia dalam kerangka hubungan antar negara yang cinta damai, saling menghormati dan saling menguntungkan, tanpa harus terpancing untuk melibatkan diri lebih jauh dalam urusan negara lain.
YAYASAN AL HIKMAH SUMBERJO
(Penyelenggara Pondok Pesantren dan Pendidikan Formal Gratis di Gunungkidul)


Yayasan Al-Hikmah Sumberjo selaku institusi penyelenggara Pondok Pesantren Al-Hikmah Sumberjo, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, resmi berdiri sejak tahun 1989.Tepatnya sejak lahirnya Akte Notaris Daliso Rudianto,SH No.21 tertanggal 10 Juli 1989 dan tercatat pada Panitera Pengadilan Negeri Wonosari tgl.7 Agustus 1989 No.1/Apesach/ Y / VIII / 1989.

Pengurus
Pada waktu berdiri, pengurus Yayasan terdiri dari:
Penasehat : 1. H.Muh.Rofi'i
2. KH.Moh.Chirzin
3. Nyonya Hj.Bazari.
Ketua Umum : H. Muh.Yasir Nuri
Ketua I : Drs. Muhammad Chirzin
Ketua II : KH.Muh.Husein.

Sekretaris I : Suminto
Sekretaris II : H. Mulyatno

Bendahara I : H.Achid Bazari, BA.
Bendahara II : Muh.Tasran, BA.

Pengurus dilengkapi anggota yang terdiri dari: H.Asruri, H.Dalduri BZ, H.Zainuri BZ, Awnar, Mudzakir,BA, Jumakir, Kasirun, Sutarto dan Syaeun Amien.

Kemudian sesuai dengan kebutuhan dan perubahan keadaan ( diantaranya karena beberapa personil meninggal dunia) maka pengurus telah mengalami beberapa kali pergantian. Hal itu diatur dalam Anggaran Dasar Yayasan pasal 7 ayat 3.
Pada saat ini susunan pengurus adalah sebagai berikut:

Penasehat :
1.H.Moh. Chirzin.
2.H. Syaeun Amien.

Ketua Umum : Prof.Dr.K.H. Muhammad Chirzin, MAg.
Ketua I : K.H.Ngadni Al-Huda, Amd.
Ketua II : H.M.Asroeri.

Sekretaris Umum : Drs.Suminto
Sekretaris I : M.Daban Arief.

Bendahara Umum : H.Mulyatno
Bendahara I : H.Jumakir Abu Zuan.

Pengurus dilengkapi seksi-sekti yang terdiri dari: Pendidiknan/pengajaran: Drs.H.M.Bachroni, SU. dan M.Mudzakir,BA. Pengembangan Masyarakat dan potensi umat: M.Anwar Irsyad dan Drs.Gunawan MPd. Pembangunan sarana pisik: H.Dalduri dan Riyanto Abu 'Azam. Pembinaan kader: Sadiyo A.Thahir, SPd, MA, Kasirun dan Ibnu Hermawan, SPd. Penggalian dana: H.Zainuri dan Sutarto.

Pimpinan Pesantren:
Pada saat ini pesantren Al-Hikmah Sumberjo dipimpin oleh: K. H. HARUN AL-ROSYID (Pimpinan Pesantren Bidang Networking dan Pengembangan), UST. HANUNG HISBULLAH HAMDA, SH (Pimpinan Pesantren Bidang Kurikulum Akademik dan Pengajaran), serta UST. RIYANTO ABU AZZAM (pimpinan Pesantren Bidang Pengasuhan Santri)

Pengasuh/Ustadz- Ustadzah:
Para Pengasuh Pesantren Al-Hikmah terdiri dari para akademisi dan praktisi pendidikan, ulama, dan professionalis di berbagai bidang.
Pada saat ini ada 24 (th.2005/2006) 27 (th.2006/2007) ustadz/ustadzah dan para asisten(badal/mudabbir) disamping para guru dan instruktur.
Mereka adalah:
1. Ustadz. Prof. Dr. Muhammad M.Chirzin, MAg.
Beliau alumnus pesantren Darussalam Gontor Ponorogo; Guru besar pada Fakultas Ushuluddin IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, dosen dan penulis buku.
2. Ustadz. Supomo, BA. Ulama, muballigh dan praktisi pendidikan, mantan Kepala PGA, mantan Pengawas PAI , yang gigih dalam upaya menyiapkan kader-kader umat.
3. Ustadz. Tsabit Mustamil, MA.
Beliau ulama muda yang juga akademisi, penuh semangat dan dedikasi. Bukan guru tetapi sangat pandai mengajar sehingga sangat disenangi oleh santri karena uraian-uraiannya sangat menarik dan mudah dimengerti.
4. Ustadz. Ngadni Al-Huda, Amd.
Guru Agama dengan pengalaman kerja diatas 30 tahun. Dikenal sebagai tokoh yang bersih dan kokoh dalam aqidah. Luas pengetahuannya tentang al-Qur’an dan Sunnah. Tajam analisanya tentang masalah-masalah sosial, menulis apa saja: buku, makalah, khutbah Jum’at, naskah drama, puisi, dan aktif mengisi lembar budaya pada majalah BAKTI sampai saat ini. Beliau juga anggota Pimpinan Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Keislaman PDM Gunungkidul.
5. Ustadzah. Suarmi, SPd./Ny.Harun Al-Rosyid.
Alumni IKIP Negeri Yogyakarta(sekarang UNY) yang aktif dalam berbagai kegiatan ini sekarang menetap di pesantren dan menjadi ibu lebih dari 150(th.2004/2005) 240 lebih(th.2005/2006) 400 lebih(th.2006/2007) putra/putri. Sabar dan penuh pengertian, lagi ahli dalam memberikan solusi atas berbagai persoalan anak didik. Beliaulah guru, ustadzah, dan sahabat tempat semua santri mengadu.
6. Ustadzah. Ummu Isfaroh Triharjanti, SHI.
Sarjana Hukum Islam yang juga pendidik ini aktivis kampus yang ulet. Pernah Ketua Umum IMM Fak.Syari’ah IAIN Suka, Kabid Organisasi Pimpinan Cabang IMM Sleman. Mantan anggota KIR MAN I Yogyakarta. Kini “pulang kampung” dan siap mendampingi santri dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, Ushul Fiqih dan berorganisasi.
7. Ustadz Hanung Hisbullah Hamda, SH.
Alumnus Fakultas Hukum dan Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia. Pernah belajar di Ma’had Al Hakim MAN PK Yogyakarta I, Aumnus Ma’had Al Hikmah Karangmojo
8. Ustadz Sabrur Rahim, MSi.
Alumnus Fak.Ushuluddin IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga dan pegawai BKKBN ini pemikir yang njlimet tetapi arahnya jelas. Luas ilmunya, dalam penghayatannya. Sambil kuliah S2 beliau masih menyempatkan diri untuk beramal shalah dengan shadaqah ilmu di Al-Hikmah.
9. Ustadz Tri Asmiyanto, SpdI.
Mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa STAIMUS Surakarta ini pulang kampung untuk ikut serta memajukan daerah asalnya. Masih muda, berpikir jauh ke depan, penuh idealita dan kaya pengalaman.
10. Ustadzah Puji Astuti, SE.
Sarjana Ekonomi yang kenyang perjuangan (antara lain di HMI dan NA) ini alumnus Al-Hikmah sejak pesantren masih embrio. Alumnus Sabiilul Haq yang istiqamah dalam aqidah, berpengalaman dalam pembinaaan generasi muda, pemberani tetapi santun.
11. Ustadz Ibnu Hermawan, SPd.
Sarjana bahasa Inggris lulusan UAD, mantan ketua Remaja Masjid Taqwa Sumberjo (REMATAS), putra asli Sumberjo, muda usia tetapi tua dalam pengalaman dan penampilan.
12..Ustadz Adnan Al Busyairy, Ust. H.Jumakir Abu Zuan, Ust. Ahamad Suyanto (alumnus Al-Hikmah), Ust. Suratinah, Ust.Sriyanti, Ust.Riyanto (alumnus Al-Hikmah), Ust. Syaiful, Ust.Sugito, bersama puluhan alumnus dan mudabbir.



Tujuan Yayasan
Tujuan Yayasan Al-Hikmah adalah: Membantu program pemerintah, kususnya dalam bidang pendidikan baik formal maupun non formal, sosial dan ekonomi serta da'wah guna kepentingan Agama Islam, bangsa dan negara Indonesia. (AD ps.4).

Usaha Yayasan
Jenis-jenis usaha/lembaga disesesuaikan dengan Tujuan Yayasan dan kemampuan pesantren dalam pengadaan maupun pengelolaannya. Hal itu berarti bahwa secara teknis semua lembaga yang ada keberadaan dan pengelolaannya dibawah tanggungjawab pimpinan pesantren. Yayasan dalam hal ini bertindak selalu institusi penyelenggara yang tanggungjawabnya meliputi masalah-masalah perijinan, qaidah perguruan, pengaturan hubungan antar jenis usaha/lembaga, aturan dasar tentang kriteria para pejabat dan atau pelaku usaha, aturan dasar tentang upah dan penggajian, hubungan dengan pihak ke 3, serta pengaturan masalah-masalah administrasi lainnya.
Pada saat ini Yayasan Al-Hikmah memiliki lembaga –lembaga/usaha-usaha sebagai berikut:
1.. Pendidikan Formal
1.1Madrasah Aliyah (IPS dan IPA)
1.2.Sekolah Menengah Kejuruan (Kriya kayu dan Busana)
1.3.Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2. Pendidikan non formal: Pendidikan Kewirausahaan.
3. Panti Asuhan.
4. Bengkel Mobil
5. Budi daya tanaman hias
6. Budidaya ikan air tawar
7. Kantin
8. Koperasi
9. Percetakan
10. Penerbitan majalah el-Hikmah.
11. Pengelolaan area out bond (1ha).

Pendanaan
Disamping berbagai usaha sebagaimana telah disebutkan dimuka, Yayasan membiayai kegiatannya operasionalnya dengan bantuan dari para donatur tetap, para donatur tidak tetap, instansi pemerintah (baik Daerah tk.II, Daerah Tk.I dan Pusat), infaq/shadaqah dari masyarakat.
Sampai saat ini, semua santri yang berjumlah 683 orang dapat memperoleh akomodasi dan pendidikan gratis tanpa dipungut biaya apapun.



Pengurus Yayasan.
PONDOK PESANTREN AL HIKMAH SUMBERJO
DAN PENDIDIKAN FORMAL DI DALAMNYA



Sejarah PP Al Hikmah
Pondok Pesanteran Al Hikmah berdiri pada tahun 1989 setelah Yayasan Al-Hikmah Sumberjo selaku institusi penyelenggara Pondok Pesantren Al-Hikmah Sumberjo, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, resmi berdiri sejak tahun 1989.Tepatnya sejak lahirnya Akte Notaris Daliso Rudianto,SH No.21 tertanggal 10 Juli 1989 dan tercatat pada Panitera Pengadilan Negeri Wonosari tgl.7 Agustus 1989 No.1/Apesach/ Y / VIII / 1989.
Berdirinya Pondok Pesantren ini pada awalnya tidak lepas dari putra-putra Bani Iman Raji dan Bani Mukmin yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan umat, sehinga pada masa awalnya modal material dan finansial sangat bergantung kepada mereka. Namun dalam perkembagannya, keterlibatan masyarakat sekitar sangat berpengaruh pada kemajuan dan perkembangan Pondok Pesantren Al Hikmah dan institusi-institusi formal di dalamnya.
Pada tahun 1990, beberapa gedung dibuat tetapi santrinya masih sedikit. Pada masa awl berdirinya ini, Pondok Pesantren Al Hikmah dipimpin oleh Prof. Dr. KH. Muhammad Chirzin, MAg. Pada masa ini Pondok Pesantren Al Hikmah mengalami masa pasang surut dan hampir mati. Kondisi ini berlangsung selama delapan tahun, dari tahun 1990 sampai 1998 dengan jumah santri hanya berkisar antara 5 sampai 15 orang pertahunnya.
Karena kesibukannya sebagai guru besar di UIN Yogyakarta dan kesibukan akademik lainnya, Prof. Dr. KH Muhammad Chirzin, MAg tidak lagi menjabat sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Al Hikmah, namun beliau tetap aktif sebagai Ketua Umum Yayasan Al Hikmah Sumberjo sampai sekarang. Dari tahun 1998 sampai 2008 pimpinan Pondok Pesantren Al Hikmah diamanatkan pada KH. Harun Al Rasyid. Di masa beliau inilah Pondok pesantern Al Hikmah mengalami proses kebangkitan kembali. Sekolah-sekolah formal didirikan dan unit-unit yang menunjang kepentingan ummat di bentuk. Pada tanggal 1 Juli 2008, Pondok Pesantren ini mengalami penataan kembali dengan menempatkan amanah kepemimpinan pada 3 asatidz yaitu KH Harun Al Rosyid sebagai Pimpinan Pesantren Bidang Networking dan Pengembangan Pesantren; Ust. Hanung Hisbullah Hamda, SH sebagai Pimpinan Pesantren bidang Kurikulum dan Pengajaran; serta Ust. riyanto Abu Azzam sebagai Pimpinan Pesantren bidang Kepengasuhan Santri.
Dari tahun ke tahun santri Al Hikmah jumlahnya semakin meningkat pesat. Sebagai ilustrasi, pada tahun 2000 jumlah santrinya baru sekitar 120 orang sekarang (2008) jumlah santri telah mencapai angka 668 orang lebih yang tersebar menjadi siswa MA atau SMK atau SMP dan semuanya tidak dipungut biaya apapun baik mondoknya maupun sekolah formalnya. Semuanya 100% gratis.

Berdirinya Sekolah Gratis MA Al Hikmah
Pada tahun 1998 para stake holder kembali berdiskusi bersama mencari penyebab kenapa Pondok Pesantren Al Hikmah tidak diminati masyarakat., khususnya warga Gunungkidul. Akhirnya ditemuka dua penyebab yaitu yang pertama, masyarakat Gunungkidul mayoritas adalah kelas ekonomi ke bawah. Kedua, masyarakat Indonesia pada umumnya masih butuh ijazah formal sebagai prasarat mencari kerja dan sebagainya.
Menyikapi hal itu, para pengurus dan pengelola kemudian berinisiatif membentuk sebuah sekolah formal, maka pada tahun 1999 didirikanlah Madrasah Aliyah Al Hikmah
Madrasah Aliyah Al Hikmah Karangmojo merupakan madrasah swasta di bawah nauangan Yayasan Al Hikmah, yang berlokasi di Dusun Sumberjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. MA ini berdiri pada tanggal 1 Juli 1999 berdasarkan surat SK Ka Kanwil Depag DIY No. W1/6/PP.00.6/2064 A/2001 tanggal 22 Oktober 2001.
MA yang baru berdiri 8 tahun ini merupakan satu diantara tempat pendidikan yang mendidik siswa-siswi dengan tanpa pungutan biaya SPP. Sebagian besar siswa merupakan santri Pondok Pesantren Al Hikmah.
Sebagaimana disebutkan bahwa MA Al Hikmah Karangmojo mempunyai bidikan kepada pengupayaan pendidikan kepada siswa tidak mampu yang mempunyai kemampuan keras untuk sekolah. Siswa berasal dari golongan kurang mampu yang kesulitan membiayai pendidikan anak mereka, bahkan diantaranya adalah anak yatim, piatu dan yatim piatu serta mantan anak jalanan. Sementara jika dilihat dari penyebaran asal siswa secara geografis, saat ini 80 % berasal dari berbagai daera di luar Gunungkidul, beberapa diantaranya dari kabupaten lain di DIY dan adapula siswa berasal dari berbagai pelosok negeri yaitu Papua, jambi, Aceh, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat.
MA Al Hikmah Karangmojo memiliki 30 personel guru dan pegawai dengan perincian 3 PNS Depag, 1 Guru Kontrak Depag, 26 GTT dan 1 PTT. Sebagai kepala sekolah yang pertama adalah Ibnu Hermawan, S. Pd. dengan status GTY yang kemudian digantikan oleh Hery Suwasono, S. Pd. dengan status Kepala DBD sampai saat ini.
Perkembangan secara kuantitatif, MA Al Hikmah yang tahun sebelumnya menampung 4 kelas dengan kapasitas kelas 37-40 siswa, tahun ajaran 2006/2007 kelas X hanya menerima 80 siswa. Dan di tahun ajaran 2007/2008 kelas X menerima 98 siswa. Disaat fenomena adanya sekolah yang harus menutupkan diri karena adanya siswa, perkembangan MA Al Hikmah secara kualitas adalah suatu hal yang membanggakan.
Pada tahun 2000, siswa MA Al Hikmah baru sekitar 120 orang dari kelas satu sampai kelas tiga. Sekarang MA Al Hikmah yang dikepalai oleh Heri Suwasono, SPd telah berhasil mengeluarkan 7 angkatan. Saat ini siswanya pun telah mencapai 250 orang lebih.
Meskipun semuanya gratis tetapi bukan berarti tidak mutu. Sejak periode tahun ajaran 2004/2005 sampai 2006/2007 peserta UNAS dari MA Al Hikmah lulus 100%. Pada tahun 2005/2006, MA Al Hikmah mendapat penghargaan sebagai juara II MA se Propinsi DIY, dan pada tahun yang sama Madrasah Aliyah Al Hikmah Karangmojo mendapatkan Predikat ke-2 se DIY Madrasah berprestasi untuk jurusan IPS.
MA Al Hikmah yang baru 7 kali meluluskan siswanya mencoba mensejajarkan diri sebagai salah satu pencetak generasi beriman, bertaqwa dan berguna di Masyarakat dengan ikut mencerdaskan anak bangsa. Meski terletak agak jauh dari pusat Ibu Kota Kabupaten maupun Propinsi, MA Al Hikmah aktif berpartisipasi dan berprestasi dalam berbagai kegiatan diseputar dunia kependidikan, baik itu pada tingkat Kecamatan/Kabupaten/Propinsi. Pernah memenangkan lomba gerak jalan, baris berbaris, MTQ, Lomba Pidato 4 Bahasa, dan merupakan penyedia atlit PORDA untuk cabang beladiri Pencak Silat.
Prestasi yang diraih para santri/siswa MA Al Hikmah diantaranya juara I debat bahasa Inggris tingkat kabupaten 2005, tahun 2006 menjadi juara harapan I, tahun 2007 juara I dan II kejuaraan pencak silat Pon-Pes se DIY. Juga juara III tetaer Ramadhan di kampus UGM Yogyakarta dan juara harapan II lomba pidato empat bahasa tingkat kabupaten.

Sekolah Gratis SMK Al Hikmah
Ide mendirikan SMK Al Hikmah Karangmojo bermula dari surat edaran yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul No. 421/1675 tertanggal 30 Agustus 2004., tentang ijin operasional lembaga pendidikan formal kejuruan di kampus pondok pesantren Al Hikmah Karangmojo Gunungkidul.
Berdasarkan surat ijin operasional tersebut, SMK Al Hikmah Karangmojo resmi berdiri tahun 2004 dengan program kejuruan Kriya Kayu. Untuk kemudian pada tahun 2006, program Kejuruan Tata Busana di buka dan mendapat respon yang sangat luar biasa dari masyarakat. Karena di samping peserta didik tidak dipungut biaya administrasi, peserta didik juga disediakan asrama dan diwajibkan mengikuti pembelajaran kepondokan. Sehingga orang tua peserta didik menjadi sangat terbantu dari segi pembiayaan dan tidak kuatir putra-putrinya terpengaruh deviasi global.
Saat ini siswa SMK Al Hikmah mencapai 190 orang. Melihat kepercayaan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya, SMK Al Hikmah Karangmojo, untuk saat sekarang masih dalam verifikasi. Direncanakan pada tahun ajaran berikutnya, akan membuka beberapa program kejuruan lagi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dapat dideskripsikan, secara geografis letak SMK Al Hikmah Karangmojo sangat mendukung untuk proses kegiatan belajar mengajar. Letaknya yang berada di kawasan pedusunan dengan udara yang masih segar dan tidak bising, membuat iklim pembelajaran menjadi sangat kondusif.
Keberadaan SMK Al Hikmah Karangmojo di dusun Sumberejo, RT 01 RW 09 desa Karangmojo, kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, propinsi DIY yang menyatu dengan Pondok Pesantren Al Hikmah ini memiliki area seluas 6900 m2 dengan rincian, 3000 m2 untuk ruang kelas dan 3900 m2 tanah kosong yang direncanakan untuk ruang praktek.
Dengan melihat animo masyarakat terhadap pendidikan gratis di Gunungkidul dan melihat peluang yang tersedia, maka SMK Al Hikmah Karangmojo membuka program kejuruan sebagai berikut :
1. Kejuruan Kriya Kayu di buka pada tahun 2004/2005
2. Kejuruan Tata Busana dibuka pada tahun 2006/2007
3. Kejuruan Teknologi Informatika Multi Media dibuka tahun 2008/2009
4. Kejuruan Mesin Otomotif dalam verifikasi (dalam proses)
5. Kejuruan Pertanian Agro Bisnis dalam verifikasi (dalam proses)

Sekolah Gratis SMP Al Hikmah
SMP AL HIKMAH merupakan SMP Swasta di bawah naungan Yayasan AL HIKMAH yang berlokasi di Desa Sumbejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMP AL HIKMAH mulai menerima siswa baru pada tahun ajaran 2005/2006, meskipun baru dua tahun berdiri tetapi perkembangan siswa secara kuantitatif cukup menggembirakan terbukti pada tahun ajaran 2005/2006 hanya mendapat 27 siswa, sedangkan pada tahun ajaran 2006 / 2007 sudah mendapat 72 siswa. Jadi untuk saat ini saja siswanya sudah 109 orang. Hal ini disebabkan karena siswa di SMP AL HIKMAH tidak dipungut biaya apapun sama sekali, bahkan mendapat fasilitas asrama dan makan gratis dari pondok pesanter AL HIKMAH.
Pendirian SMP AL HIKMAH ini merupakan salah satu wujud kepedulian yayaan AL HIKMAH terhadap peran sertanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, serta memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada anak-anak usia sekolah yang kurang mampu dari segi ekonomi sehinga mereka dapat meneruskan pendidkannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Siswa SMP ALHIKMAH ini berasal dari berbagai kabupaten di seluruh daerah Istimewa Yogyakarta bahkan ada juga yang berasal dari luar DIY. Sebagian besar siswa SMP AL HIKMAH ini berasal dari keluarga yang kurang mampu

Sumber Dana
Ketika ditanya dari mana yayasan bisa membiayai pesantren, sekolah termasuk juga siswa dan santrinya, dengan diplomatis Pimpinan Pondok Pesantren Al Hikmah, KH. Harun Al Rosyid menjelaskan bahwa pondok pesantren Al Hikmah banyak mendapatkan pertolongan dari Allah. Batuan Allah yang dimaksud adalah pemberian sisa zakat fitrah dari masjid-masjid di Yogyakarta. Pada setiap lebaran ada sekitar 150 masjid dari 361 masjid yang ikut menyumbang. Jadi setiap ramadhan Pimpinan Pondok pesantren Al Hikmah mengirimkan proposal ke seluruh masjid yang ada di Yogyakarta. Setiap ada zakat terseisa dimihonkan agar dapat disalurkan ke Pesanteran Al Hikmah. Dari bantuan 150 masjid tersebut biasanya bisa terkumpul beras sebanyak 9 sampai 11 ton yang akan digunakan sebagai makanan pokok santri selama 1 tahun. Mengingat jumlah santri yang semakin bertambah maka kadang beras sebanyak itu hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan 8 sampai 10 bulan. Tentunya kekurangan itu dicarikan dari donator-donatur dan relasi lainnya, baik dari instansi pemerintah maupun swasta.
Dana operasional pondok, MA, SMK, dan SMP Al Hikmah juga didapat dari bantuan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Depag, serta usaha komersial yang belum seberapa hasilnya.
Bagaimana dengan honor ustadz dan guru? Pihak yayasan hanya menggaji guru-guru yang belum memiliki pekerjaan pokok. Mayoritas ustadz dan guru yang sudah memiliki pekerjaan pokok rela tidak dibayar. Tentunya dengan kondisi seperti ini pihak Pondok Pesantren Al Hikmah sangat mengharapkan bantuan dan dukungan dari semua pihak, terlebih lagi dari pemerintah mengingat apa yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al Hikmah ini sejalah dengan tujuan pemerintah yang telah mencanangkan wajib pendidikan dasar 9 tahun. Jika pemerintah belum mampu mewujudkan pendidikan gratis bagi seluruh warganya, maka institusi-institusi pendidikan gratis seperti Pondok Pesantren Al Hikmah layak diperhatikan.r Ihang PB

Tuesday, May 27, 2008

Al-Hikmah Rintis Bangun Ponpes Pariwisata

Yogyakarta (ANTARA News) - Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hikmah Dusun Sumberejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat ini merintis pembangunan ponpes berbasis pariwisata di Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Pimpinan Ponpes `Al-Hikmah` Karangmojo, Gunungkidul, KH Harun Al Rasyid di Yogyakarta,Jumat mengatakan pihaknya bekerjama dengan Pemerintah Provinsi Bangka-Belitung (babel) merencanakan membangun ponpes khusus berbasis pariwisata di daerah itu.

"Bapak gubenur sangat responsif dan mendukung dengan rencana kami untuk mendirikan ponpes berbasis pariwisata di wilayah Sungai Daeng Muntok Bangka Barat," katanya.

Ia mengatakan, pembangunan ponpes berbasis pariwisata tersebut bertujuan membantu pengembangan pariwisata di daerah itu, apalagi dalam waktu dekat potensi daerah tersebut berupa penambangan timah akan segera habis.

Selain mengembangkan pariwisata, upaya mendirikan ponpes tersebut juga untuk mengantisipasi ekses pariwisata, sehingga nantinya kegiatan wisata di daerah itu diarahkan lebih agamis.

"Jika rintisan ini terwujud maka ponpes berbasis pariwisata tersebut merupakan yang pertama di Indonesia," kata Harus Al Rasyid.

Menyinggung mengenai ponpes Al-Hikmah yang dipimpinnya, ia mengatakan saat ini memiliki 650 santri/santriwati yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Mereka selain mendalami ilmu agama di pondok, juga menimba ilmu di sekolah formal mulai dari SD,SMP,SMA/MA dan SMK milik ponpes Ala-Hikmah.

Para santri/santriwati tersebut yang mendalami ilmu di ponpes ini tidak ditarik biaya atau gratis. Mereka mendiami bangunan ponpes di atas tanah seluas 1,3 hektar.

"Sejumlah santri/santriwati tersebut dikirim orangtua mereka yang rata-rata dari golongan berpenghasilan menengah dan rendah. Karena prinsip kami adalah pemerataan pendidikan dengan biaya gratis, maka untuk sementara kami tidak menerima santri yang orangtuanya termasuk berpenghasilan tinggi,"katanya.

Ia mengatakan, di bidang pendidikan formal, sekolah yang didirikan ponpes ini memiliki prestasi yang dinilai cukup baik karena hasil kelulusan siswa dalam Ujian Nasional (unas) selalu seratus persen.

Pada tahun 2004/2005 berhasil menempati urutan kedua dengan nilai tertinggi Unas untuk SMA/MA kelompok IPS se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sedangkan tahun 2006/2007 memperoleh predikat Madrasah Aliyah (MA) negeri dan swasta terbaik se DIY.(*)



Copyright © 2008 ANTARA

BEASISWA

BEASISWA KORPORAT
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2008-2009



Syarat Calon Penerima Beasiswa Korporat
Tamatan SMU / Aliyah atau sederajat, tahun kelulusan 2008 atau 2007.
Mempunyai nilai rata-rata raport kelas I, II dan III minimal 7.0 untuk jurusan :
IPA : Mata Pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Bahasa Inggris.
IPS : Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.



Syarat Pengajuan Calon Penerima Beasiswa Korporat
Mengisi form isian Beasiswa Korporat. (Dapat di download di sini)
Melampirkan foto copy ijazah yang telah dilegalisir Kepala Sekolah.
Melampirkan foto copy rapor kelas I, II dan III yang telah dilegalisir oleh Kepala Sekolah.
Melampirkan foto copy nilai UN (Ujian Nasional) yang te.lah dilegalisir oleh Kepala Sekolah (dapat menyusul).
Melampirkan pas foto terbaru (berwarna) ukuran 3x4 dan 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar.
Membuat Essay pribadi (Alasan memilih Program Studi di UAI dan tujuan setelah selesai kuliah) maksimal 2 (dua) halaman.



Program Studi yang Mendapatkan Beasiswa Korporat

Fakultas Teknik :
Teknik Industri (Konsentrasi: Manajemen Industri, Sistem Manufaktur)
Teknik Elektro (Konsentrasi: Telekomunikasi, Komputer dan Kendali)

Fakultas MIPA :
Bioteknologi (Konsentrasi: Industri, Kesehatan dan Pertanian)

Fakultas Sastra :
Sastra Arab

Fakultas Agama Islam :
Pendidikan Anak Usia Dini


Untuk Fakultas lainnya tersedia Beasiswa lewat Program PMDK, silahkan klik di sini.



Bentuk Beasiswa

Mahasiswa Penerima Beasiswa Korporat dibebaskan penuh dari :
Jenis Biaya Teknik Industri & Teknik Elektro
Bioteknologi
Sastra Arab
PAUD

Biaya Pengembangan Pendidikan (BPP)*
Rp.10.000.000
Rp.9.000.000
Rp.6.000.000
Rp.6.000.000

Biaya Operasional Pendidikan (BOP)**
Rp.16.000.000
Rp.16.000.000
Rp.16.000.000
Rp.16.000.000

Biaya Kuliah / SKS***
Rp.18.000.000
Rp.18.000.000
Rp.14.400.000
Rp.14.400.000

Jumlah beasiswa
Rp.44.000.000
Rp.43.000.000
Rp.36.400.000
Rp.36.400.000


Keterangan :
* BPP dibayar 1 kali
** BOP dibayar setiap semester @ Rp. 2000.000,00/ Semester (Maks. 8 Semester)
*** SKS dibayar setiap semester (Minimal 18 SKS per Semester),
Teknik dan MIPA @ Rp. 125.000,00/sks
Sastra Arab dan PAUD @ Rp. 100.000,00/sks.



Biaya yang Dikeluarkan Penerima Beasiswa
Mahasiswa Penerima Beasiswa Korporat berkewajiban membayar :

1. Registrasi & kegiatan kemahasiswaan Rp. 300,000,- (dibayar/semester)
2. Jaket mahasiswa Rp. 200,000,- (dibayar 1 kali)
3. Biaya Buku Perpustakaan Rp. 150,000,- (dibayar 1 kali)
4. Pembuatan KTM & ATM BSM Rp. 300,000,- (dibayar 1 kali)



Lamanya Pemberian Beasiswa Korporat
Beasiswa ini berlaku untuk 8 (delapan) semester
Mahasiswa Penerima Beasiswa Korporat berkewajiban mempertahankan IPS (Indek PRestasi Semester) >= 3,0 pada setiap semesternya



Jadwal Pendaftaran, Penyeleksian, Pengumuman dan Daftar Ulang


Tahap I - Pengiriman Lamaran 5 Mei s.d 11 Juli 2008
- Seleksi & Administrasi 14 Juli s.d 15 Juli 2008
- TPA & Interview* 19 Juli 2008
- Pengumuman 24 Juli 2008
- Daftar Ulang 25 Juli s.d 8 Agustus 2008


Tahap II - Pengiriman Lamaran 14 Juli 2008 s.d. 8 Agustus 2008
- Seleksi & Administrasi 11 s.d 12 Juli 2008
- TPA & Interview* 16 Agustus 2008
- Pengumuman 21 Agustus 2008
- Daftar Ulang 22 s.d 29 Agustus 2008

* Khusus calon mahasiswa wilayah Jabodetabek




Kontak Person & Alamat
Kontak Person : Muhammad Nussyirwan, ST (0812 845 488 4)
Sofian Hamid, ST, M.Sc. (0813 819 377 22)
M. Ghozali Moenawar, Lc (0815 141 767 53)
Ahmad Chirzun, ST, MT. (0815 195 651 65)

Alamat Surat : Tim Beasiswa Korporat
Universitas Al Azhar Indonesia
Komplek Masjid Agung Al Azhar
Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru
JAKARTA SELATAN 12110

No. Telepon : (021) 726 7272 , (021) 726 3344
No. Fax : (021) 724 4767
diambil dari Website : http://www.uai.ac.id

Urgensi dan Strategi Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Dalam Al-Qur'an dijumpai lafadz "amar ma'ruf nahi munkar" pada beberapa tempat. Sebagai contoh dalam QS. Ali Imran: 104: "Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung". Hasbi Ash Siddieqy menafsirkan ayat ini: "Hendaklah ada di antara kamu suatu golongan yang menyelesaikan urusan dawah, menyuruh ma'ruf (segala yang dipandang baik oleh syara` dan akal) dan mencegah yang munkar (segala yang dipandang tidak baik oleh syara` dan akal) mereka itulah orang yang beruntung."

Dalam ayat lain disebutkan "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi umat manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah" (QS. Ali Imran: 110). Lafadz amar ma'ruf dan nahi munkar tersebut juga bisa ditemukan dalam QS. At Taubah: 71, Al Hajj: 41, Al-A'raf: 165, Al Maidah: 78-79 serta masih banyak lagi dalam surat yang lain.

Bila dicermati, ayat-ayat di atas menyiratkan bahwa amar ma'ruf nahi munkar merupakan perkara yang benar-benar urgen dan harus diimplementasikan dalam realitas kehidupan masyarakat. Secara global ayat-ayat tersebut menganjurkan terbentuknya suatu kelompok atau segolongan umat yang intens mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kejelekan. Kelompok tersebut bisa berupa sebuah organisasi, badan hukum, partai ataupun hanya sekedar kumpulan individu-individu yang sevisi. Anjuran tersebut juga dikuatkan dengan hadits Rasulullah: "Jika kamu melihat umatku takut berkata kepada orang dzhalim, 'Hai dzhalim!', maka ucapkan selamat tinggal untuknya."

Dari ayat-ayat di muka dapat ditangkap bahwa amar ma'ruf dan nahi munkar merupakan salah satu parameter yang digunakan oleh Allah dalam menilai kualitas suatu umat. Ketika mengangkat kualitas derajat suatu kaum ke dalam tingkatan yang tertinggi Allah berfirman: "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia." Kemudian Allah menjelaskan alasan kebaikan itu pada kelanjutan ayat: "Menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar." (QS. Ali Imran: 110). Demikian juga dalam mengklasifikasikan suatu umat ke dalam derajat yang serendah-rendahnya, Allah menggunakan eksistensi amar ma'ruf nahi munkar sebagai parameter utama. Allah Swt. berfirman: "Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Isra'il melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat." (QS. Al Maidah 78-79). Dari sinipun sebenarnya sudah bisa dipahami sejauh mana tingkat urgensitas amar ma'ruf nahi munkar.

Bila kandungan ayat-ayat amar ma'ruf nahi munkar dicermati, -terutama ayat 104 dari QS. Ali Imran- dapat diketahui bahwa lafadz amar ma'ruf dan nahi munkar lebih didahulukan dari lafadz iman, padahal iman adalah sumber dari segala rupa taat. Hal ini dikarenakan amar ma'ruf nahi munkar adalah bentengnya iman, dan hanya dengannya iman akan terpelihara. Di samping itu, keimanan adalah perbuatan individual yang akibat langsungnya hanya kembali kepada diri si pelaku, sedangkan amar ma'ruf nahi munkar adalah perbuatan yang berdimensi sosial yang dampaknya akan mengenai seluruh masyarakat dan juga merupakan hak bagi seluruh masyarakat.

Hamka berpendapat bahwa pokok dari amar ma'ruf adalah mentauhidkan Allah, Tuhan semesta alam. Sedangkan pokok dari nahi munkar adalah mencegah syirik kepada Allah. Implementasi amar ma'ruf nahi munkar ini pada dasarnya sejalan dengan pendapat khalayak yang dalam bahasa umumnya disebut dengan public opinion, sebab al ma'ruf adalah apa-apa yang disukai dan diingini oleh khalayak, sedang al munkar adalah segala apa yang tidak diingini oleh khalayak. Namun kelalaian dalam ber-amar ma'ruf telah memberikan kesempatan bagi timbulnya opini yang salah, sehingga yang ma'ruf terlihat sebagai kemunkaran dan yang munkar tampak sebagai hal yang ma'ruf.

Konsisnten dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar adalah sangat penting dan merupakan suatu keharusan, sebab jika ditinggalkan oleh semua individu dalam sebuah masyarakat akan berakibat fatal yang ujung-ujungnya berakhir dengan hancurnya sistem dan tatanan masyarakat itu sendiri. Harus disadari bahwa masyarakat itu layaknya sebuah bangunan. Jika ada gangguan yang muncul di salah satu bagian, amar ma'ruf nahi munkar harus senantiasa diterapkan sebagai tindakan preventif melawan kerusakan. Mengenai hal ini Rasulullah Saw. memberikan tamsil: "Permisalan orang-orang yang mematuhi larangan Allah dan yang melanggar, ibarat suatu kaum yang berundi di dalam kapal. Di antara mereka ada yang di bawah. Orang-orang yang ada di bawah jika hendak mengambil air harus melawati orang-orang yang ada di atas meraka. Akhirnya mereka berkata 'Jika kita melubangi kapal bagian kita, niscaya kita tidak akan mengganggu orang yang di atas kita'. Jika orang yang di atas membiarkan mereka melubangi kapal, niscaya semua akan binasa. Tetapi jika orang yang di atas mencegah, maka mereka dan semuannya akan selamat."

Suatu kaum yang senantiasa berpegang teguh pada prinsip ber-amar ma'ruf nahi munkar akan mendapatkan balasan dan pahala dari Allah Swt. yang antara lain berupa:

1). Ditinggikan derajatnya ke tingkatan yang setinggi-tingginya (QS. Ali Imran: 110).
2). Terhindar dari kebinasaan sebagaimana dibinasakannya Fir'aun beserta orang-orang yang berdiam diri ketika melihat kedzalimannya.
3). Mendapatkan pahala berlipat dari Allah sebagaimana sabda Nabi Saw.: "Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun".
4). Terhindar dari laknat Allah sebagai mana yang terjadi pada Bani Isra'il karena keengganan mereka dalam mencegah kemunkaran. (QS. Al-Maidah: 78-79).
Secara prinsipil seorang Muslim dituntut untuk tegas dalam menyampaikan kebenaran dan melarang dari kemunkaran. Rasul Saw. bersabda: "Barang siapa di antara kamu menjumpai kemunkaran maka hendaklah ia rubah dengan tangan (kekuasaan)nya, apabila tidak mampu hendaklah dengan lisannya, dan jika masih belum mampu hendaklah ia menolak dengan hatinya. Dan (dengan hatinya) itu adalah selemah-lemahnya iman". Hadits ini memberikan dorongan kepada orang Muslim untuk ber-amar ma'ruf dengan kekuasaan dalam arti kedudukan dan kemampuan fisik dan kemampuan finansial. Amar ma'ruf dan khususnya nahi munkar minimal diamalkan dengan lisan melalui nasihat yang baik, ceramah-ceramah, ataupun khutbah-khutbah, sebab semua. Muslim tentunya tidak ingin bila hanya termasuk di dalam golongan yang lemah imannya.

Da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan metode yang tepat akan menghantarkan dan menyajikan ajaran Islam secara sempurna. Metode yang di terapkan dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar tersebut sebenarnya akan terus berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat yang dihadapi para da'i. Amar ma'ruf dan nahi munkar tidak bertujuan memperkosa fitrah seseorang untuk tunduk dan senantiasa mengikuti tanpa mengetahui hujjah yang dipakai, tetapi untuk memberikan koreksi dan membangkitkan kesadaran dalam diri seseorang akan kesalahan dan kekurangan yang dimiliki.

Ketegasan dalam menyampaikan amar ma'ruf dan nahi munkar bukan berarti menghalalkan cara-cara yang radikal. Implementasinya harus dengan strategi yang halus dan menggunakan metode tadarruj (bertahap) agar tidak menimbulkan permusuhan dan keresahan di masyarakat. Penentuan strategi dan metode amar ma'ruf nahi munkar harus mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat yang dihadapi. Jangan sampai hanya karena kesalahan kecil dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar justru mengakibatkan kerusakan dalam satu umat dengan social cost yang tinggi.

Dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar hendaknya memperhatikan beberapa poin yang insya Allah bisa diterapkan dalam berbagai bentuk masyarakat:

1). Hendaknya amar ma'ruf nahi munkar dilakukan dengan cara yang ihsan agar tidak berubah menjadi penelanjangan aib dan menyinggung perasaan orang lain. Ingatlah ketika Allah berfirman kepada Musa dan Harun agar berbicara dengan lembut kepada Fir'aun (QS. Thaha: 44).
2). Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan berbenah diri, sebab cara amar ma'ruf yang baik adalah yang diiringi dengan keteladanan.
3). Menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar disandarkan kepada keihklasan karena mengharap ridla Allah, bukan mencari popularitas dan dukungan politik.
4). Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan menurut Al-Qur'an dan Al-Sunnah, serta diimplementasikan di dalam masyarakat secara berkesinambungan.
5). Dalam menyampaikan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, para da'i dituntut memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, baik kepada Allah maupun masyarakat dan negara.
Bertanggung jawab kepada Allah dalam arti bahwa da'wah yang ia lakukan harus benar-benar ikhlas dan sejalan dengan apa yang telah digariskan oleh Al Qur'an dan Sunnah. Bertanggung jawab kepada masyarakat atau umat menganduang arti bahwa da'wah Islamiyah memberikan kontribusi positif bagi kehidupan sosial umat yang bersangkutan. Bertanggung jawab kepada negara mengandung arti bahwa pengemban risalah senantiasa memperhatikan kaidah hukum yang berlaku di negara dimana ia berda'wah. Jika da'wah dilakukan tanpa mengindahkan hukum positif yang berlaku dalam sebuah negara, maka kelancaran da'wah itu sendiri akan terhambat dan bisa kehilangan simpati dari masyarakat.

Hanung Hisbullah Hamda

Jamaah Masjid Al Azhar FH UII

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=167022424766684&id=100043767822547